1. Pengorganisasian
·
Pengertian Pengorganisasian
Menurut Terry (1986), istilah pengorganisasian berasal
dari kata organism (organisme) yang merupakan sebuah eititas dengan bagian2
yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan mereka satu sama lain
dipengaruhi oleh hubungan mereka terhadap keseluruhan. Lebih jauh istilah ini
diartikan sebagai tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif
antar orang-orang hingga mereka dapat bekerja sama secara efisien sehingga
memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi
lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
Pengerttian pengorganisasian lebih lengkap dikemukakan oleh kadarman, yaitu pengorganisasian Adalah proses penetapan struktur peran2 melalui penentuan aktivitas2 yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan bagian2nya, pengelompokan aktivitas2, penugasan kelompok aktivitas kepada manajer, pendelegasian wewenang untuk melaksanakannya, pengkordinasian hubungan2 wewenang dan informasi baik horizontal maupun vertical dalam struktur organisasi.
Pengerttian pengorganisasian lebih lengkap dikemukakan oleh kadarman, yaitu pengorganisasian Adalah proses penetapan struktur peran2 melalui penentuan aktivitas2 yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan bagian2nya, pengelompokan aktivitas2, penugasan kelompok aktivitas kepada manajer, pendelegasian wewenang untuk melaksanakannya, pengkordinasian hubungan2 wewenang dan informasi baik horizontal maupun vertical dalam struktur organisasi.
·
Teori-Teori Organisasi
1. TEORI ORGANISASI KLASIK
Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional”
atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam
teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan
tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural
yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
2. TEORI NEOKLASIK
Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran
Neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul
akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori merupakan penyempurnaan
teori klasik. Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan social
karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”.
3. TEORI MODERN
Berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi
organisasi merupakan system terbuka yang berkaitan dengan lingkunngan dan
apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi
dengan lingkungan.
Struktur organisasi adalah susunan
komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi
menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi).
Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
2.
Struktur Organisasi
·
Pembagian Kerja (Division of work)
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga
pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the
right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang
didasarkan atas dasar like and dislike.
Dengan adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right
man in the right place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan,
kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik
merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja
akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam
penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman
akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik
tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.
Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai
tujuan dimana individu-individu tidak dapat mencapai
sendiri. Kelompok dua atau lebih orang yang bekerja
bersama secara koopeatif dan dikoordinasikan dapat
mencapai hasil lebih daripada dilakukan perseorangan. Konsep
ini disebut SYNERGY. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip
pembagian kerja (divisi of labor) yang memungkinkan Synergi
terjadi.
Sebagai contoh, pembagian kerja dalam team sepak bola : diamana
ada manajer tim, kepala pelatih, asisten pelatih, dokter
tim, penjaga gawang, dan pemain lainnya. Pembagian kerja ini
efektif karena bila hanya komponen kecil dari pekerjaan
yang dilaksanakan kualifikasi personalia yang rendah
digunakan dan latihan jabatan lebih mudah. Gerakan-gerakan dan
perpindahan yang percuma dari komponen pekerja yang besar
diminimumkan . Lebih dari itu pembagian pekerjaan
mengarahkan penanaman pada peralatan dan
mesin-mesin yang efisien untuk meningkatkan produktivitas.
Namun demikian, beberapa penulis
telah menunjukan adanya konsekuensi-konsekuensi pada
perilaku karyawan sehubungan dengan pembagian
kerja bila hal ini dilaksanakan secara ekstrim
ini akan menimbulkan kebosanan keletihan, monoton dan kehilangan
motivasi yang dapat menghasilkan ketidak efisienan dan
bukan efisiensi.
·
Bentuk-bentuk Organisasi
Menurut pola hubungan kerja, lalu lintas wewenang dan
tanggung jawab, maka bentuk organisasi dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Bentuk Organisasi Garis
Bentuk ini merupakan bentuk organisasi
paling tua dan paling sederhana. Bentuk organisasi diciptakan oleh Henry Fayol.
Biasa juga disebut dengan organisasi militer dimana cirinya adalah struktur
organisasi ini relatif kecil, jumlah karyawan yang relatif sedikit, saling
kenal, dan spesialisai kerja yang belum begitu rumit dan tinggi.
Ciri-Ciri Organisasi Garis :
* Hubungan antara atasan dan bawahan
masih besifat langsung melalui garis wewenang
* Jumlah karyawan sedikit, maka struktur
oranisasi masih sederhana
* Pimpinan dengan karyawan saling
mengenal dan dapat berhubungan setiap hari kerja
* Masing-masing kepala unit mempunyai
wewenang dan tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan yang ada di
dalam unitnya
* Puncuk pimpinan biasanya pemilik
perusahaan
* Pucuk pimpinan dipandang sebagai sumber
kekuasaan tunggal, segala keputusan/kebijakan dan tanggung jawab ada pada satu
tangan
* Tingkat spesialisasi belum terlalu
tinggi juga alat-alat yang diperluka tidak beraneka ragam
* Organisasinya kecil
Kebaikannya :
1. Kesatuan
komado terjamin baik karena pimpinan berada pada satu tangan.
2. Proses
pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang yang diajak
berkonsultasi masih sedikit.
3. Rasa
solidaritas dianatara karyawan umumnya tinggi karena saling mengenal.
Keburukannya :
1. Seluruh
organisasi tergantung pada satu pimpinan (satu orang) dimana bila pimpinan
tersebut berhalangan maka organisasi tersebut akan mandek atau hancur.
2. Ada
kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
3. Kesempatan
karyawan untuk berkembang terbatas.
2. Bentuk Organisasi Fungsional
Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau
segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan
berwenang memberikan komando pada bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW
Taylor.
Ciri-Ciri Organisasi Fungsional :
* Pembagian tugas secara tegas dan jelas
dapat dibedakan
* Spesialisasi para karyawan dapat
dikembangkan dan digunakan secara optimal
* Bawahan akan menerima perintah dari
beberapa orang atasan
* Koordinasi menyeluruh pada umumnya
cukup pada tingkat eselon atas
* Koordinasi antara karyawan yang
menjalankan fungsi yang sama biasanya
mudah, karena masing-masing sudah mempunyai pengertia yang mendalam
mengenai bidangnya.
mudah, karena masing-masing sudah mempunyai pengertia yang mendalam
mengenai bidangnya.
Kebaikannya :
1. Pembidangan
tugas-tugas jelas.
2. Spesialisasi
karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin.
3. Digunakannya
tenga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya.
Keburukannya :
1. Karena adanya
spesialisasi kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour of duty.
2. Karyawan lebih mementingkan
bidangnya sehingga sukar untuk melaksanakan koordinasi.
3. Bentuk Organisasi Garis dan Staff
Bentuk ini umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah kerja yang luas,
mempunyai bidang tugas yang beraneka dan rumit serta jumlah karyawan yang banyak.
Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson.
Ciri-Ciri Organisasi Garis dan Staff :
* Organisasinya besar dan bersifat
kompleks
* Jumlah karyawan banyak
* Hubungan antara atasan dan bawahan
tidak bersifat langsung
* Pimpinan dan para karyawan tidak
semuanya saling mengenal
* Spesialisasi yang beraneka ragam
diperlukan dan dipergunakan secara maksimal
* Kesatuan perintah tetap dipertahankan ,
setiap atasan mempunyai bawahan -bawahan tertentu dan setiap bawahanhanya
mempunyai seorang atasan langsung
* Terdapat 2 kelompok wewenang yakni
wewenang lini dan wewenang staf :
* Wewenang Lini adalah yang dapat/harus
merealisasi tujuan organisasi
secara langsung
secara langsung
* Wewenang staf adalah karyawan yang
tidak dapat merealisasi tujuan
perusahaan secara langsung tetapi hanya memberika bantuan pelayanan,
saran-saran untuk mempermudah tugas wewenang lini.
perusahaan secara langsung tetapi hanya memberika bantuan pelayanan,
saran-saran untuk mempermudah tugas wewenang lini.
Kebaikannya :
1. Dapat digunakan
pada setiap organisasi yang besar, apapun tujuannya, luas organisasinya,dan
kompleksitas susunan organisasinya.
2. Pengambilan
keputusan lebih mudah karena adanya dukungan dari staf ahli.
3. Perwujudan “the
right man in the right place”lebih mudah terlaksana.
Keburukannya :
1. Sesama karyawan
dapat terjadi tidak saling mengenal, solidaritas sulit terbangun
2. Karena susunan
organisasinya yang koompleksitas, maka kesulitannya adalah dalam bidang
koordinasi antar divisi atau departemen.
4. Bentuk Organisasi Fungsional dan Staff
Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi
fungsional dan bentuk organisasi garis dan staff. Adapun kebaikan dan keburukan
dari bentuk organisasi ini adalah juga merupakan kombinasi dari bentuk diatas.
3. Departementasi
·
Departemenrasi Fungsional
Departemen Fungsional
adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk
membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum
dan bentuk dasar departementasi.
Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi, dan bagian operasi.
Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi, dan bagian operasi.
Pembentukan satuan
satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas
yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan
yang berkaitan.
Kebaikan :
1. Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan
fungsi-fungsi utama.
2. Menciptakan efisiensi melalui
spesialisasi.
3. Memusatkan keahlian organisasi.
4. Memungkinkan pengawasan manajemen
puncak
5. Tugasnya jelas
6. Pengetahuan yang dibutuhkan tidak
banyak
7. Hanya membutuhkan manajer saja yang
harus berwawasan luas
8. Mudah dijelaskan pada anggota bila ada
persoalan
Kelemahan :
1. Menciptakan konflik antar fungsi.
2. Adanya kemacetan pelaksanaan tugas.
3. Umpan balik yang lambat.
4. Memusatkan pada kepentingan tugasnya.
5. Para anggota berpandangan lebih sempit
serta kurang inovatif
6. Kejenuhan akibat monotonnya aktivitas
7. Komunikasi antar area tidak lancar
terutama bila ada problem
8. Individu dalam bekerja hanya
memperhatikan struktur hierarki
·
Departementasi Devisional
Departementasi
divisional, departemen perusahaan besar yang berupa bisnis terpisah; mungkin
ditujukan untuk membuat dan menjual produk spesifik atau melayani pasar
spesifik.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
a.
Struktur organisasi
divisional atas dasar produk
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemprosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemprosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.
b.
Struktur organisasi
divisional atas dasar wilayah.
Pengelompokkan kegiatan atas dasar, tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
Pengelompokkan kegiatan atas dasar, tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
Kebaikan :
1.
Semua kegiatan,
ketrampilan, keahlian untuk memproduksi dan
memasarkan dikelompokan menjadi satu dibawah seorang kepala.
2.
Semua kegiatan mudah
untuk dikoordinasidan prestasi kerja terpelihara.
3.
Kualitas dan
kecepatan membuat keputusan meningkat.
4.
Menempatkan
pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan
lingkungan divisi yang khas
lingkungan divisi yang khas
5.
Merumuskan tanggung – jawab dengan jelas dan
perhatian
dipusatkan pertanggungjawaban atas prestasi kerja.
dipusatkan pertanggungjawaban atas prestasi kerja.
6.
Membebaskan para kepala eksekutif dalam
pembuatan keputusan strategi lebih luas.
7.
Cocok untuk lingkungan
yang cepat berubah.
8.
Mempertahankan
spesialisasi fungsional dalam setiap divisi.
Kelemahan :
1. Berkembangnya persaingan disfungsional
potensial atas sumber daya
perusahaan dan konflik antara tugas dan prioritas.
perusahaan dan konflik antara tugas dan prioritas.
2. Seberapa besar delegasi wewenang
diberikan.
3. Masalah kebijaksanaan dalam alokasi
sumber daya dan distribusi
biaya overhead perusahaan.
biaya overhead perusahaan.
4. Menimbulkan konsistensi kebijaksanaan
antar divisi.
5. Masalah duplikasi sumber daya dan
perlatan yang tidak perlu
6. Masing-masing divisi bisa menghadapi
problem yang sama sehingga
terjadi pengulangan dalam pengatasannya
terjadi pengulangan dalam pengatasannya
7. Target divisi bisa mengalahkan target
organisasi
8. Konflik antar divisi bisa terjadi, bila
terjadi problem organisasi, maka
membutuhkan orang yang sangat ahli dan menguasai banyak hal
membutuhkan orang yang sangat ahli dan menguasai banyak hal
4.
Organisasi Proyek Matriks
Organisasi
proyek matriks merupakan suatu organisasi proyek yang melekat pada divisi
fungsional suatu organisasi induk. Pada dasarnya organisasi ini merupakan penggabungan
kelebihan yang terdapat dalam organisasi fungsional dan organisasi proyek
khusus.
Beberapa
kelebihan yang terdapat dalam bentuk organisasi ini yaitu manajer proyek
bertanggung jawab penuh kepada proyek, permasalahan yang terjadi dapat segera ditindaklanjuti,
lebih efisien karena menggunakan sumber daya maupun tenaga ahli yang dimiliki
pada beberapa proyek sekaligus serta para personil dapat kembali ke organisasi
induk semula apabila proyek telah selesai.
Adapun
beberapa kekurangan yang terdapat dalam bentuk organisasi proyek ini antara
lain manajer proyek tidak dapat mengambil keputusan mengenai pelaksanaan
pekerjaan dan kebutuhan personil karena keputusan tersebut merupakan wewenang
dari pada departemen
lain, terdapat
tingkat ketergantungan yang tinggi antara proyek dan organisasi lain pendukung
proyek serta terdapat dua jalur pelaporan bagi personil proyek karena personil
proyek berada dibahwah komando pimpinan proyek dan departemen fungsional.
Kebaikan :
1. Memaksimumkan efisiensi penggunaan
manajer fungsional.
2. Mengembangkan ketrampilan dan
kreatifitas karyawan serta fleksibilitas
kepada organisasi.
kepada organisasi.
3. Melibatkan motivasi dan menantang
karyawan serta memperluas
pandangan manajemen terhadap masalah strategi perusahaan yang akhirnya
membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan.
pandangan manajemen terhadap masalah strategi perusahaan yang akhirnya
membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan.
4. Menstimulasi kerja sama antar disiplin
dan mempermudah kegiatan perusahaan
dan orientasi proyek.
dan orientasi proyek.
5. Mampu mengombinasi kelebihan pola
fungsional dan divisional
6. Menekankan pada teknik dan pasar
7. Memerlukan sejumlah manager yang mampu
menangani personil bidang teknik
dan pemasaran
dan pemasaran
Kelemahan :
1. Adanya pertanggungjawaban ganda dan
kebijaksanaan yang kontradiktif
2. Memerlukan koordinasi vertikal dan
horisontal.
3. Memerlukan lebih banyak ketrampilan
antar pribadi.
4. Menimbulkan resiko timbulnya perasaan
anarki.
5. Sangat mahal untuk di implementasikan.
6. Mendorong pertentangan kekuasaan dan
lebih mengarah perdebatan daripada kegiatan.
7. Sangat mahal
8. Kesatuan komando bisa hilang karena
individu memiliki lebih dari satu supervisor
5.
Koordinasi
·
Kebutuhan Akan Koordinasi
Untuk melihat
kemampuan seorang manajer sebagai pemimpin ( atasan )dalam melakukan
koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahanyang ada dalam tanggung
jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen.Koodinasi dibutuhkan sekali
oleh para karyawannya,sebab tanpa koordinasi setiapkaryawan tidak mempunyai
pegangan mana yang harus diikuti, sehingga akanmerugikan organisasi itu
sendiri.
Dengan
koordinasi diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruhkegiatan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga tiap departemen atauperusahaan atau
bagian menjadi seimbang dan selaras. Koordinasi merupakan usahauntuk
menciptakan keadaan yang berupa tiga S,yaitu serasi,selaras dan
seimbang.Kebutuhan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalampelaksanaan
tugas dan derajat ketergantungan dari tiap satuan pelaksanaan.
Prinsip rentang
manajemen berkaitan erat dengan jumlah bawahan yangdapat dikendalikan secara
efektif oleh manajer atau atasan. Antara rentangmanajemen dan koordinasi saling
berhubungan erat. Ada anggapan bahwa semakinbesar jumlah rentangan semakin
sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahansecara efektif.
Terdapat 3
(tiga) macam saling ketergantungan di antarasatuan-satuan organisasi seperti
diungkapkan oleh James D. Thompson (Handoko,2003:196), yaitu:
1. Saling ketergantungan yangmenyatu (pooled interdependence)
Bilasatuan-satuan organisasi tidak
saling tergantung satu dengan yang lain dalammelaksanakan kegiatan harian
tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiapsatuan yang memuaskan untuk
suatu hasil akhir.
2. Saling ketergantungan yangberurutan (sequential interdependece)
Dimana suatu satuan organisasi harus
melakukan pekerjaannya terlebih dulu sebelumsatuan yang lain dapat bekerja.
3. Saling ketergantungan timbalbalik (reciprocal interdependence)
Merupakan hubungan member dan menerima antarsatuan organisasi.
·
Masalah-masalah pencapaian koordinasi yang efektif
Empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja di
antara bermacam-macam individu dan departemen-departemen dalam organisasi
menurut Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch adalah:
1.
Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
Para anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan-pandangan
mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang
baik.
2.
Perbedaan dalam oriantasi waktu
Manajer akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan
segera atau dalam periode waktu pendek. Bagian penelitian dan pengembangan
lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.
3.
Perbedaan dalam orientasi antar pribadi.
Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat
agar prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat
lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu
dengan yang lain.
4.
Perbedaan dalam formalitas struktur.
Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai
metoda-metoda dan standar-standar yang berbeda untuk mengevaluasi program
terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan.
·
Pendekatan-pendekatan
untuk mencapai koordinasi yang efektif
Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi
secara langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi.
Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan
informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi. Terdapat
tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu:
Teknik-Teknik Manajemen Dasar
Untuk mencapai koordinasi yang
efektif kita dapat menggunakan mekanisme teknik-teknik manajemen dasar :
hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan
serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur. Organisasi relatif tidak memerlukan
peralatan koordinasi lebih dari teknik-teknik tersebut.
·
Mekanisme-mekanisme pengkoordinasian dasar
Dalam
pengkoordinasian dasar kita harus mengetahui mekanisme-mekanisme apa saja yg
harus di perhatikan :
1. Hirarki manajerial.
Rantai perintah,
aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan
akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara
jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2. Aturan dan prosedur.
Adalah
keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian
rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan
pengawasan rutin.
3. Rencana dan penetapan tujuan.
Pengembangannya dapat
digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi
terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur
tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
·
Rencana dan pencapaian tujuan
Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian
melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama.
Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh
informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan
satuan-satuan oraganisasi.
1.
Meningakatkan koordinasi potensial
Meningkatkan koordinasi potensial menjadi diperlukan bila bermacam-macam
satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan
fungsi. Koordinasi ini dapat di tingkatkan melalui dua cara, yaitu :
2.
Sistem informasi vertikal.
Adalah peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan
organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah.
Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti
pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk meningkatkan
informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
3.
Hubungan-hubungan lateral (harizontal).
Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan
informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana
informasi yang dibutuhkan ada.
Beberapa hubungan lateral, yaitu:
Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
Beberapa hubungan lateral, yaitu:
Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
a.
Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sahingga
mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
b.
Panitnya dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal
dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila
dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
c.
Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk
atau proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus
memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari
seseorang.
d.
Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui
perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya.
Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada d di
atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
e.
Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan
dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
4.
Metoda Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara
pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber
daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali
satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
5.
Penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan.
Sumber daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan
kerja. Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan
masalah-masalah yang timbul berkurang.
6.
Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri.
Teknik ini mengurangi
kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan organisasi.
Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatu tanggung jawab penuh
salah satu organisasi operasi (perusahaan).
6.
Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi
Dalam
beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian
tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya
untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan organisasi
agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
Penciptaan
sumber daya-sumber daya tambahan.
Sumber
daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja.
Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah
yang timbul berkurang.
Penciptaan
tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri.
Teknik
ini mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan
organisasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatu tanggung
jawab penuh salah satu organisasi operasi (perusahaan).
Metoda
Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi.
Dalam
beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian
tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya
untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan
organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
Daftar Pustaka :
http://tkampus.blogspot.com/2011/11/pengorganisasian.html
http://tkampus.blogspot.com/2011/11/struktur-organisasi.html
http://tkampus.blogspot.com/2011/11/departementasi.html
http://tkampus.blogspot.com/2011/11/koordinasi.html
http://dhanisafitri.blogspot.com/2011/12/koordinasi.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar