1.
Proses
Perencanaan
* Pengertian Perencanaan
Perencanaan terjadi di semua tipe
kegiatan. Perecanaan merupakan proses dasar dimana manajemen memutuskan tujuan
dan cara mencapainya. Perbedaan pelaksanaan adalah hasil tipe dan tingkat
perencanaan yang berbeda pula. Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan
dan pemutusan. Selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh
siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di
waktu yang akan datang di mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan
dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat. Berbagai
pertanggung jawaban dalam perencanaan tergantung pada besarnya dan tujuan
organisasi serta fungsi atau kegiatan khusus.
Perencanaan merupakan suatu proses
yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan, rencana harus
diimplementasikan . Setiap saat selama proses implementasi dan pengawasan,
rencana-rencana memerlukan modifikasi agar tetap berguna. Perencanaan kembali
terkadang dapat menjadi faktorkunci pencapaian sukses akhir. Oleh karena itu
perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu
menyesuaikan diri dengansituasi dan kondisi yang baru secepat mungkin.
Perencanaan juga merupakan pemikiran kegiatan-kegiatan apa saja
sebelumdilaksanakan. Berbagai kegiatan ini biasanya didasarkan pada berbagai
metode, rencana, atau logika, bukan hanya atas dasar dugaan atau firasat .
Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan (decision
Making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk
memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan-keputusan harus dibuat pada
bebagai tahap dalam proses perencanaan.
- Empat Tahap Dasar Perencanaan
Tahap Dasar Perencanaan
Menjelang akhir tahun, adalah saat
yang tepat untuk merumuskan perencanaan usaha tahun mendatang. Berikut ini
empat tahap dasar pembuatan perencanaan yang baik :
Tahap 1 : Menentukan tujuan atau serangkaian tujuan.
Perencanaan dimulai dengan
keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan perusahaan. Tanpa rumusan
tujuan yang jelas, penggunaan sumber daya perusahaan tidak efektif.
Tahap 2 : Merumuskan keadaan saat ini.
Pemahaman akan kondisi perusahaan
sekarang dan tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya yang
tersedia untuk pencapaian tujuan, adalah sangat penting. Karena tujuan dan
rencana menyangkut waktu akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini
dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan kegiatan lebih lanjut.
Tahap kedua ini memerlukan informasi terutama keuangan dan data statistik.
Tahap 3 : Mengindentifikasikan segala kemudahan dan hambatan.
Segala kekuatan dan kelemahan serta
kemudahan dan hambatan perlu di identifikasikan, untuk mengukur kemampuan
organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, perlu diketahui
faktor-faktor lingkungan dalam dan luar yang dapat membantu perusahaan mencapai
tujuannya, atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan,
antisipasi keadaan, masalah dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di
waktu mendatang, adalah bagian penting dari proses perencanaan.
Tahap 4 : Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
Tahap akhir dalam proses perencanaan
meliputi pengembangan berbagai pilihan kegiatan untuk pencapaian tujuan,
penilaian pilihan kegiatan terbaik (paling memuaskan) di antara pilihan yang
ada.
- Rencana Operasional
Perencanaan Operasional (
Operational Planning) Adalah perencanaan jangka pendek yang dirancang untuk
menerjemahkan rencana jangka panjang ke dalam serangkaian kegiatan yang lebih
rinci. Ia merupakan terjemahan sekaligus penunjang rencana jangka panjang.
Operasional (dibuat untuk
dilaksanakan; untuk keperluan tindakan-tindakan kemudian dan seterusnya; bukan
yang telah lalu).
Tujuan operasinal diturunkan dari
tujuan dan rencana taktis. Rencana operasional lebih sempit dengan jangka waktu
yang lebih pendek dan banyak melibatkan manajemen tingkat bawah. Rencana
Tunggal untuk aktivitas tidak berulang, contoh: program, proyek, dan
anggaran.Rencana Standing untuk aktivitas yang berulang, contoh: kebijakan,
prosedur standar, dan aturan.
Langkah-Langkah Membuat Rencana
Operasional
Perencanaan operasional umumnya
merupakan turunan, terjemahan atau ejawantah dari tujuan umum perusahaan dalam
rentang waktu tertentu (selama satu tahun umpamanya) berikut rencana stragtegis
yang sudah ditetapkan oleh manajemen. Walau demikian perencanaan operasional
dapat juga digunakan oleh individu untuk keperluan pribadinya, bahkan
dianjurkan agar pekerjaannya terarah dan terorganisir dengan baik.
Bentuk perencanaan operasional cukup
sederhana, tetapi penulisannya membutuhkan ketelitian yang cukup tinggi.
Berikut langkah-langkah yang biasa
diambil untuk membuat perencaan aksi :
1. Tentukan hal-hal, pekerjaan atau
tugas-tugas apa saja yang akan dikerjakan. Upayakan selalu menggunakan ungkapan
yang spesifik. Tidak cukup hanya mencantumkan ’menulis surat’, tetapi lebih
baik ’menulis surat perkenalan untuk dikirimkan ke 100 perusahaan melalui pos’.
2. Tunjuk siapa yang akan
mengerjakan penulisan surat itu dan cantumkan namanya. Pilih orang yang tepat
dan kompeten.
3. Tetapkan waktunya. Kapan mulai
dan kapan harus tuntas. Perkirakan dengan teliti waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tambahkan satu dua hari untuk berjaga-jaga
kalau-kalau muncul halangan di tengah jalan.
4. Hitung biaya yang dibutuhkan
dengan cermat. Ada baiknya dinaikkan sedikit, 10% umpamanya untuk
mengantisipasi kenaikan harga atau hal-hal lain yang tak terduga.
5. Tetapkan poin-poin yang akan
dikontrol. Dalam hal surat tadi umpamanya ejaan yang tepat, kalimat yang
efektif, lay-out yang menarik, bahasa yang santun, isi pesan yang mengena,
penanggalan yang benar, bentuk lipatan dan lain-lain yang dianggap perlu.
6. Terakhir pikirkan cara memonitor
atau mengawasi pekerjaan itu. Dengan melihat langsung, memeriksa secara rinci,
hanya cukup dengan laporan lisan dari petugas atau bagaimana. Seperti dalam
tugas penulisan surat tadi, kita menetapkan proofreading dan editing sebelum
diprint atau diprint dulu samplenya baru dicheck, umpamanya. Terserah cara yang
mana saja bisa dipakai.
Ada baiknya menuliskan dan
menyajikan perencanaan operational dalam bentuk tabel agar lebih mudah
membacanya dan menarik kelihatannya.
- Rencana Strategik
Perencanaan strategic (strategic
planning) adalah proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi,
program-program strategi, dan penetapan metoda-metoda yang diperlukan untuk
menjamin bahwa strategi dan kebijaksanaan telah diimplementasikan. Perencanaan
strategi juga merupakan proses perencanaan jangka panjang yang disusun untuk
mencapai tujuan organisasi.
Ada tiga alasan yang menunjukkan
pentingnya perencanaan strategis :
- Perencanaan strategis memberikan kerangka dasar bagi perencanaan-perencanaan lainnya.
- Pemahaman terhadap perencanaan strategis akan mempermudah pemahaman bentuk perencanaan lainnya.
- Perencanaan strategis merupakan titik permulaan bagi penilaian kegiatan manajer dan organisasi.
Perencanaan strategis adalah proses
yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta
mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan
sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis
bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social,
Technological), atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic,
Ecological, Regulatory).
Perencanaan Strategis ( Strategic
Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi
saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi di masa depan, sehingga rencana
strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi
saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner ,
2001 )
·
Faktor Waktu dan
Perencanaan
Faktor waktu mempunyai pengaruh
sangat besar terhadap perencanaan dalam tiga hal yaitu :
1. waktu sangat diperlukan untuk
melaksanaakan perencanaan efektif
2. waktu sering di perlukan setiap
langkah perencanaan tanpa informasi lengkap tentang variabel-variabel dan
alternatif-alternatif,karena waktu diperlukan untuk mendapatkan data dan
memperhitungkan semua kemungkinan.
3. jumlah waktu yang akan dicakup
dalam rencan harus dipertimbangkan.
Faktor waktu lainnya yang
mempengaruhi perencanaan adalah seberapa sering rencana-rencana harus ditinjau
kembali dan diperbaiki..ini tergantung sumber daya yang tersedia dan drajat
ketetapan perencanaan manajemen.
Waktu perkiraan akan menjadi masukan
penting sebagai teknik lainnya digunakan untuk mengatur struktur dan semua
proyek. Menggunakan teknik estimasi waktu yang baik dapat mengurangi
proyek-proyek besar ke sejumlah proyek-proyek kecil.
2.
Penetapan
Tujuan
·
Misi dan Tujuan Organisasi
Sebelum
organisasi menentukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi / maksud
organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud
organisasi. Sedangkan Misi organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar
yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan
mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.
Etzioni mendefinisikan tujuan
organisasi sebagai :
- Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk merealisasikan
- Pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya
-
2 unsur penting tujuan adalah :
- Hasil-Hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang dengan mana
- Usaha-uasaha / kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan
Tujuan dapat berupa tujuan umum /
khusus , tujuan akhir / tujuan antara. Tujuan Umum (tujuan strategic) secara
operasioanal tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan terlebih dahulu kedalam
tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai dengan jenjang manajemen,
sehingga membentuk hirarki tujuan.
·
Fungsi Tujuan
Organisai
1.
Pedoman Bagi Kegiatan, melalui
penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan memberikan
arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus
dilakukan
2. Sumber Legitimasi, akan meningkatkan kemampuan organisasi
untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya
3. Standar Pelaksanaan, bila tujuan dilaksanakan secara jelas
dan dipahami, akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan
kegiatan (prestasi) organisasi
4. Standar Motivasi, berfungsi sebagai motivasi dan
identifikasi karyawan yang penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi
sering memberikan insentif bagi para anggota
5. Dasar Rasional Pengorganisasian, tujuan organisasi merupakan
suatu dasar perancangan organisasi.
·
Management by Objective (MBO)
Management by Objective ( MBO )
digagas pertama kali oleh Peter F.Drucker yang merupakan profesor, praktisi
konsultan manajemen dari Claremont Graduate University atau sekarang dikenal
dengan nama Peter F.Drucker and Masatoshi Uto Graduate School of Management.
MBO digagas pada tahun 1954, dengan
tujuan agar para perusahaan dapat berjalan baik harus menetapkan sasaran yang
jelas dan secara terpadu agar goal atau tujuan dapat tercapai secara efektif.
MBO mendorong setiap tingkatan
manajemen berkomitmen untuk partisipasi dalam mencapai rencana yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Dalam pelaksanaan MBO ini harus ada kesepakatan
antara karyawan dan pimpinan, agar mereka melaksanakan dan memiliki komitmen
yang sama, yaitu :
·
Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap
bagian / bawahan.
·
Perencanaan yang akan dilakukan
setiap divisi, untuk mendukung tujuan bersama.
·
Standard pengukuran keberhasilan
pencapaian tujuan.
·
Prosedur untuk mengevaluasi
keberhsilan pencapaian tujuan.
Untuk mencapai keberhasilan dalam
MBO, dibutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak internal di perusahaan.
Pimpinan dan karyawan di dalam
perusahaan harus memiliki kesepakatan untuk mewujudkan kinerja yang lebih baik,
dimana dicapai melalui proses perencanaan dan implementasi, serta melalui
pengawasan bersama dan terintegrasi.
Untuk pelaksanaan MBO, maka di
butuhkan tahapan-tahapan sebagai berikut :
·
Tahap Persiapan, dimana menyiapkan
dokumen-dokumen serta data-data yang diperlukan.
·
Tahap Penyusunan, dimana menjabarkan
tugas pokok dan fungsi-fungsi setiap bagian dalam organisasi, agar seluruhnya
terintegrasi mencapai visi dan misi yang dicanangkan oleh perusahaan.
Merumuskan keadaan sekarang untuk membantu identifikasi dan antisipasi masalah
atau hambatan serta kemudahan-kemudahan.
·
Tahap Pelaksanaan, dimana
pelaksanaan seluruh kegiatan dan fungsi manajemen secara menyeluruh seperti
pengorganisasian, pengarahan, pemberian semangat dan motivasi, koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi.
·
Tahap Pengendalian, Monitor, Evaluasi
dan Penyesuaian, dimana bertujuan tercapainya tujuan dan sasaran yang tertuang
dalam rencana stratejik ( Renstra ) melalui kegiatan keseluruhan dalam
perusahaan.
Penilaian Kinerja diukur dengan :
Efesiensi, Efektivitas, Kemanfaatan program dan keberlanjutan program/kegiatan.
Evaluasi dilaksanakan terahadap HASIL (OUTCOMES) PROGRAM yang berupa DAMPAK DAN
MANFAAT.
Dalam penyusunan rencana, maka
langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
·
Apa yang akan di kerjakan ? ( What
), tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan agar tercapainya sasaran.
·
Dimana kegiatan akan dilakukan ? (
Where ), perlu dipertimbangkan tempat pelaksanaan kegiatan yang dapat mendukung
kegiatan perencanaan tersebut.
·
Kapan waktu yang tepat untuk
melaksanakannya ? ( When ), dimana kemampuan untuk mengatur, memilih dan
memanfaatkan waktu yang tepat untuk melaksanakan rencana dan eksekusi rencana
tersebut.
·
Bagaimana, rencana tersebut
dilaksanakan ? ( How ), dengan metoda apa pelaksanaan rencana ini akan di
eksekusi.
·
Siapa yang menjadi sasaran ? ( Who
), menentukan siapa sasaran dan siapa orang yang berkompeten untuk melaksanakan
rencana tersebut.
·
Mengapa ini dilakukan ? ( Why ),
merupakan jawaban dari seluruh pertanyaan What, Where, When, How dan Who.
Berusaha melihat, apakah rencana-rencana tersbut apakah memiliki kelemahan.
3.
Pembuatan
Keputusan
·
Tipe-tipe
Keputusan
Pengambilan keputusan ( Decision
making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai
sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
·
Keputusan terprogram/keputusan
terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram.
Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah.
Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.
·
Keputusan setengah terprogram /
setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian
berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya
bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/
Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana
promosi.
·
Keputusan tidak terprogram/ tidak
terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu
terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk
pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah
tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer
merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tdk terstruktur.
Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tdk
terstruktur yg jarang terjadi.
·
Proses
Pembuatan Keputusan
1.
Pemahaman dan perumusan masalah
Manajaer harus menemukan masalah apa yang sebenarnya, dan
menentukan bagian-bagian mana yang harus dipecahkan dan bagian mana yang
seharusnya dipecahkan.
- Pengumpulan dan analisa data yang relevan
Setelah masalahnya ditemukan, lalu
ditentukan dan dibuatkan rumusannya untuk membuat keputusan yang tepat.
- Pengembangan alternatif
Pengembangan alternatif memungkinkan
menolak kecendrungan membuat keputusan yang cepat agar tercapai keputusan yang
efektif.
- Pengevaluasian terhadap alternatif yang dipergunakan
Menilai efektivitas dari alternatif yang dipakai, yang
diukur dengan menghubungkan tujuan dan sumber daya organisasi dengan alternatif
yang realistik serta menilai seberapa baik alternatif yang diambil dapat
membantu pemecahan masalah.
- Pemilihan alternatif terbaik
Didasarkan pada informasi yang
diberikan kepada manajer dan ketidaksempurnaan kebijaksanaan yang diambil oleh
manajer.
- Implementasi keputusan
Manajer harus menetapkan anggaran,
mengadakan dan meng alokasikan sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan
wewenag dan tanggung jawab pelaksana tugas, dengan mempewrhatikan resiko dan
ketidakpastian terhadap keputusan yang diambil.
- evaluasi atas hasil keputusan
Implementasi yang telah diambil harus selalu dimonitor
terus-menerus, apakah berjalan lancar dan memberikan hasil yang diharapkan.
·
Keterlibatan Bawahan Dalam Pembuatan Keputusan
Kebaikan
|
Kelemahan
|
1.
Dalam
pengembangan tujuan, kelompok memberikan jumlah pengetahhuan yang lebih besar
|
Im 1. implementasi suatu keputusan apakah dibuat oleh
kelompok atau tidak, haru diselesaikan oleh para manejersecara individual.
Karena kelompok tidak diberikan tanggung jawab, keputusan kelompok dapat
menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun merasa bertanggung jawab dan
saling melempar tanggung jawab.
|
2.
Dalam
pengembangan alterna-tif, usaha individual para anggota kelompok dapat
memungkinkan pencarian lebih luas dalam berbagai bidang fungsional organisasi
|
2.Berdasarkan pertimbangan nilai
dari waktu sebagai salah satu sumber daya organisasi, keputusan kelompok
sangant memakan biaya
|
3.
Dalam
penilaian alternatif, kelompok mempunyai kerangka pandangan yang lebih lebar.
|
3.Pembuatan
keputusan kelompok adalah tidak efesien bila keputusan harus dibuat dengan
cepat.
|
4.
Dalam pemilihan
alternatif kelompok lebih dapat meneri-ma risiko disbanding pembuat keputusan
individual.
|
4.Keputusan kelompok, dalam
berbagai kasus, dapat merupakan hasil kompromi atau bukan sepenuhnya
keputusan kelompok
|
5.
Karena
berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, para anggota kelompok secara
individudal lebih termotivasi untuk melaksanakan keputus-an.
|
5.Bila atasan terlilbat, atau
salah satu anggota mempunyai kepribadian yang dominan, keputusan yang dibuat
kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan kelompok.
|
6.
Kreativitas
yang lebih besar dihasilkan dari interaksi antar individu dengan berbagai
pandangan yang berbeda- beda
|
|
7.
Implementasi
suatu keputusan apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, haru diselesaikan
oleh para manejersecara individual. Karena kelompok tidak diberikan tanggung
jawab, keputusan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun
merasa bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.
|
|
8.
Berdasarkan
pertimbangan nilai dari waktu sebagai salah satu sumber daya organisasi,
keputusan kelompok sangant memakan biaya.
|
|
9.
Pembuatan
keputusan kelompok adalah tidak efesien bila keputusan harus dibuat dengan
cepat.
|
|
10.
Keputusan
kelompok, dalam berbagai kasus, dapat merupakan hasil kompromi atau bukan
sepenuhnya keputusan kelompok
|
|
11.
Bila atasan
terlilbat, atau salah satu anggota mempunyai kepribadian yang dominan,
keputusan yang dibuat
|
Daftar Pustaka :
http://dhanisafitri.blogspot.com/2011/11/proses-perencanaan.html
http://tkampus.blogspot.com/2011/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_9564.html